TOUNA – Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana gelar kegiatan Diseminasi dan Publikasi Hasil Pengukuran Aksi 7 Menu tingkat Kabupaten Tojo Una-Una, berlangsung di Hotel Ananda, Senin (28/10/2024).
Kegiatan tersebut di buka oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Dr.Alimudin Muhamad ,SE.,M.Si didampingi Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana beserta Kepala Perangkat Daerah Terkait Lingkup Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una, Narasumber/Pemateri Dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Para Camat, Lurah dan Kepala Desa Se-Kabupaten Tojo Una-Una, Ketua TP-PKK Kabupaten Tojo Una-Una, Para Ketua PKK Kecamatan, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tojo Una-Una serta tamu undangan lainnya.
Sekda Touna dalam sambutannya mengatakan bahwa stunting merupakan salah satu tantangan serius yang dihadapi bangsa ini. Masalah stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif dan produktivitas generasi muda di masa mendatang.
“Untuk itu, upaya penurunan stunting menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una,”ujar Sekda.
Menurut Sekda, dalam kerangka aksi 7 menu 5, Pemerintah berfokus pada pengukuran dan evaluasi kinerja secara berkala, sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar dalam perumusan kebijakan dan program intervensi yang tepat sasaran.
Pengumpulan data Prevalensi Stunting yang valid dan akurat adalah kunci untuk memastikan bahwa langkah-langkah penanganan yang diambil benar-benar efektif dan sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
"Sesuai hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 angka Stunting Kabupaten Tojo Una Una dengan Capaian 21.3 perse dengan target nasional di tahun 2023 yaitu 16 persen, Sedangkan prevalensi Stunting melalui EPPGBM mencapai 10,12 persendi tahun 2023 yang berarti Kabupaten Tojo Una-Una telah mencapai target penurunan stunting, walaupun masih dalam kategori daerah dengan resiko stunting tinggi,”jelasnya.
Sekda katakan, kita masih perlukan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) hingga mencapai target nasional 14 persen di tahun 2024.
“Kegiatan Diseminasi dan Publikasi hasil pengukuran ini penting untuk dilaksanakan guna memastikan bahwa setiap data dan hasil capaian program intervensi gizi dalam pencegahan Stunting dapat terpantau dan dievaluasi. Dengan data yang akurat, kita dapat melakukan perbaikan dan menyusun kebijakan yang lebih efektif serta tepat sasaran,”tandasnya.
Saya berharap kepada seluruh pihak, baik dari Pemerintah, Tenaga Kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, hingga masyarakat umum, untuk bersinergi dan bergotong-royong dalam memastikan program penurunan stunting berjalan dengan baik.
“Pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat dan pemangku kebijakan. kita jadikan hasil pengukuran ini sebagai landasan dalam melangkah lebih maju,”harapnya.